AFRIKA FOKUS KEUANGAN MIKRO SYARI'AH
Persentase muslim Afrika menurut perkiraan sudah mencapai angka 51% yang tersebar di 61 negara. Angka ini merupakan peluang besar bagi pintu gerbang keuangan syariah di Afrika sehingga negara-negara di Afrika saat ini tengah serius dalam menggarap industri ini.
Mengkaji peluang Afrika terhadap keuangan syariah mikro tersebut Central Islamic Bank and Economic (CIBE) Pakistan akan menyelenggarakan Konferensi International Islamic Banking and Microfinance di Mauritius pada 5-6 April 2011 mendatang.
Muhammad Zubair Mughal selaku Chief Executive Officer Alhuda CIBE mengatakan konferensi ini sangat penting untuk mengembangkan perbankan dan keuangan syariah di negara-negara Afrika yang akan membawa promosi keuangan mikro syariah untuk pengentasan kemiskinan serta mempromosikan infrastruktur pemerintah.
'Sukuk juga dapat memainkan peran utama terhadap perkembangan negara-negara terbelakang di Afrika dan melalui konferensi tersebut akan mengundang investor untuk menanamkan investasi di negara tersebut,' jelasnya di laman microfinancefocus,Sabtu (26/3).
Saat ini perbankan syariah sudah berkembang pesat di Kenya, Tanzania, Afrika Selatan, Mesir, Sudan dan Nigeria,tambahnya.Sedangkan pemerintah Ghana, Uganda, Pantai Gading dan Somalia sedang membuat upaya untuk memperkenalkan perbankan syariah di negaranya.
'Perlu dicatat lebih dari 250 lembaga keuangan syariah telah memberikan jasa mereka di Afrika termasuk bank syariah, perusahaan asuransi, pembiayaan syariah, Mudarabah dan keuangan Mikro Syariah,'tegasnya.
Selain delegasi Afrika dalam konferensi tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari negara Pakistan, Malaysia, Indonesia, UEA, Kuwait, Inggris dan India.
(Sumber : IBnews Eramuslim, 30-03-2011)
BANK SYARI'AH KIAN MERAMBAH DUNIA
Industri perbankan syariah Afrika tak mau kalah dengan industri keuangan syariah di benua lainnya. Setidaknya dalam dua pekan terakhir terdapat dua bank di Tanzania yang membuka layanan perbankan syariah, yaitu National Bank of Commerce (NCB) dan Stanbic Bank.
Di awal bulan ini, NCB yang berbasis di Dar Es Salaam meluncurkan layanan perbankan syariah yang terbuka untuk Muslim dan non-Muslim. 'Muslim dan non-Muslim global memilih untuk menggunakan perbankan Islam, karena itu adalah layanan yang memberikan jaminan bahwa uang mereka akan diinvestasikan dengan baik,' kata NBC Islamic Banking board chairman, Mussa Assad.
Tercatat setidaknya 40 persen penduduk Tanzania adalah Muslim. Dalam pembukaan rekening di bank syariah memiliki cara yang sama persis seperti membuka rekening konvensional. 'Namun, fitur produk akan berbeda karena berdasarkan prinsip syariah,' kata Manajer Pemasaran NBC, William Kallage.
NBC adalah bank ketiga di Tanzania yang menawarkan layanan perbankan syariah. Sebelumnya telah ada Kenya Commercial Bank (KCB) yang mendapat lampu hijau pada 2008, dan diikuti oleh Stanbic Bank yang meluncurkan layanannya sepekan sebelum NBC mengumumkan layanan perbankan syariah.
Menteri Keuangan dan Ekonomi Tanzania, Mustafa Mkulo, menyampaikan apresiasinya mengenai hadirnya perbankan syariah di Tanzania. Sejumlah bank lain pun telah mengajukan permintaan untuk dapat mengoperasikan layanan syariah. Namun ia mendesak perbankan untuk dapat mengedukasi nasabah dengan baik, sehingga nasabah dapat memperoleh keuntungan dari pinjaman tersebut. Pasalnya belum seluruh masyarakat di Tanzania paham terhadap sistem perbankan syariah.
Managing Director Stanbic, Bashir Awale, mengatakan layahan perbankan syariah konsisten dengan prinsip-prinsip hukum Islam. 'Dalam prakteknya, prinsip syariah melarang pembayaran atau penerimaan biaya bunga untuk pinjaman dan penerimaan uang,' kata Awale, sebagaimana dikutip laman busiweek.com.
Ia mengatakan produk pertama yang akan ditawarkan Stanbic adalah produk transaksional bernama 'TransactPlus' dan rekening giro. Produk tersebut, tambahnya, sesuai dengan prinsip syariah dan menyediakan fitur yang mudah digunakan sama rekening konvensional, termasuk internet banking, kartu debit Visa Electron atau Maestro, dan layanan prabayar airtime.
(Sumber : Republika.co.id, 28-03-2011)